AI Development

Kenapa Gue Pilih Codex CLI Sebagai Alternatif Claude Code: Review 2025

Asep Alazhari

Codex CLI vs Claude Code: Bandingkan speed, fitur, dan limitasi. Lihat kenapa Codex CLI tingkatkan produktivitas developer sebagai AI coding assistant terbaik di 2025.

Kenapa Gue Pilih Codex CLI Sebagai Alternatif Claude Code: Review 2025

Review Codex CLI vs Claude Code: Dari Skeptis ke Penemuan Breakthrough

Cari terminal AI coding assistant terbaik di 2025? Gue udah tes intensif Codex CLI dan Claude Code selama berbulan-bulan, dan hasilnya mungkin bikin lo kaget. Review komprehensif ini bahas benchmark performa, analisis fitur, dan dampak nyata terhadap produktivitas developer.

Bayangin situasi ini: tengah malam Mei 2025, gue lagi debugging React component yang rumit pas Codex CLI pertama kali muncul di radar. Sebagai pengguna setia Claude Code, gue skeptis banget soal ganti terminal AI tools. Trial pertama mengecewakan – interface membingungkan, response buruk, pengalaman pengguna yang frustating. “Claude Code tetap unggul,” pikir gue, langsung uninstall Codex CLI.

Maju cepat ke Agustus 2025. Komunitas developer meledak dengan pujian Codex CLI, menyebutnya “alternatif Claude Code” dengan performa superior. Thread Reddit membandingkan kecepatan response, Twitter memamerkan interface yang polished, dan post LinkedIn diskusi peningkatan produktivitas. Mungkinkah terminal AI tools berkembang pesat dalam tiga bulan?

Timing-nya pas banget. Claude Code jadi terasa lambat – waktu startup lebih lama, response tertunda, dan lag sesekali yang ganggu workflow development gue. Sebagai developer yang investasi di Claude Pro dan ChatGPT Team subscription, gue butuh terminal-based AI coding assistant yang bisa manfaatin layanan yang ada sambil kasih performa lebih baik.

Kenapa Pilih Terminal AI Coding Assistant Daripada IDE?

Sebelum masuk ke review Codex CLI vs Claude Code, gue jelasin dulu kenapa terminal-based AI development tools lebih unggul dibanding alternatif IDE kayak Cursor atau Windsurf untuk banyak developer:

Pertama, gue gak subscribe ke tool-tool itu. Dengan langganan tahunan Claude Pro dan ChatGPT Team yang udah gue bayar, gue pengen maksimalin ROI dengan tools yang bisa manfaatin subscription yang udah ada.

Kedua, preferensi pribadi. Gue lebih nyaman dengan workflow terminal. Ada kepuasan tersendiri tentang pengalaman command-line murni yang gak bisa gue dapetin dari IDE yang berat GUI. Plus, terminal tools biasanya lebih ringan dan responsif.

Ketiga, fleksibilitas. Terminal tools biasanya lebih modular dan bisa integrasi dengan development stack yang udah ada tanpa maksa gue untuk pindah ke editor atau environment tertentu.

Jadi waktu gue nyari alternatif Claude Code, kriteria gue jelas: harus berbasis terminal, bisa manfaatin langganan Claude Pro, dan performa harus minimal sebanding dengan Claude Code.

Review Codex CLI 2025: Hasil Trial Kedua

Dengan mindset “kasih kesempatan lagi”, gue download Codex CLI versi terbaru dan mulai setup. Kesan pertama? Pengalaman yang benar-benar beda dari trial Mei kemarin.

Proses Setup: Jauh lebih lancar. Instalasi via npm gampang banget, konfigurasi jelas, dan proses onboarding-nya ramah pengguna. Gak kayak dulu yang membingungkan dan menakutkan.

Terobosan Interface: Ini yang paling mengejutkan. TUI/UX Codex CLI sekarang hampir sebagus Claude Code. Bersih, responsif, dan yang paling penting - intuitif. Gue bisa langsung navigasi tanpa harus lihat dokumentasi berkali-kali.

Performa: Dan ini dia yang bikin gue terdiam - kecepatannya luar biasa cepat. Waktu response yang dulu gue harapkan dari Claude Code, sekarang gue dapetin dari Codex CLI dengan performa yang bahkan lebih baik. Waktu startup, waktu pemrosesan, semuanya langsung… jalan.

Pengalaman Minggu Pertama

Selama seminggu pertama trial, gue sengaja coba berbagai skenario:

  • Sesi debugging kompleks: Codex CLI tangani dengan sangat baik. AI reasoning-nya terstruktur dan membantu.
  • Code refactoring: Saran-sarannya cerdas dan relevan secara kontekstual.
  • Diskusi arsitektur: Mengejutkan bagusnya. Bisa deep dive ke system design dengan analisis yang tepat.
  • Tugas dokumentasi: Output bersih, format bagus, dan komprehensif.

Yang paling mengesankan: konsistensi. Claude Code kadang kasih response yang brilliant, kadang biasa-biasa aja. Codex CLI lebih konsisten dalam kualitas output-nya.

Screenshot of Codex CLI interface showing MCP server integration Interface Codex CLI menampilkan integrasi MCP server dengan Sequential Thinking yang berjalan lancar. Perhatikan waktu response yang cepat dan format output yang bersih dibanding pengalaman trial pertama di Mei 2025.

Perbandingan Head-to-Head: Codex CLI vs Claude Code

Setelah seminggu penggunaan intensif, saatnya gue bongkar perbandingan jujur antara kedua tools ini:

Performa & Kecepatan

Pemenang: Codex CLI

Yang paling jelas adalah perbedaan kecepatan. Codex CLI konsisten lebih cepat dalam semua aspek:

  • Waktu startup: 2-3 detik vs Claude Code 5-7 detik
  • Pemrosesan response: Streaming real-time vs Claude Code yang kadang lag
  • Context switching: Mulus vs sesekali kendala di Claude Code

Pengalaman UI/UX

Pemenang: Seri (hampir)

Ini yang paling mengejutkan buat gue. Codex CLI udah tutup celah secara signifikan:

  • Kejelasan interface: Keduanya excellent sekarang
  • Navigasi: Codex CLI lancar, Claude Code masih sedikit lebih intuitif
  • Integrasi terminal: Keduanya terintegrasi dengan baik ke workflow yang ada
  • Feedback visual: Claude Code masih sedikit lebih baik dalam indikator progress

Konfigurasi & Kustomisasi

Pemenang: Claude Code

Dan ini dia yang jadi titik lemah utama Codex CLI:

Konfigurasi MCP Server: Claude Code memungkinkan setup MCP server per proyek. Codex CLI? Hanya konfigurasi global di ~/.codex/config.toml. Ini berarti:

  • Semua MCP servers berlaku ke semua projects
  • Gak bisa kustomisasi setup MCP per kebutuhan proyek
  • Konfigurasi global kadang bentrok dengan kebutuhan proyek spesifik

Custom Commands & Integrasi Slash

Pemenang: Claude Code (jauh banget)

Ini mungkin deal-breaker terbesar buat gue. Claude Code punya custom slash commands yang luar biasa berguna:

  • /analyze - untuk analisis kode mendalam
  • /implement - untuk implementasi terstruktur
  • /refactor - untuk perbaikan kode sistematis
  • /document - untuk generate dokumentasi

Codex CLI? Gak ada custom slash commands. Kosong. Nol. Lo terjebak dengan pendekatan berbasis percakapan tanpa perintah terstruktur. Padahal slash commands ini penguat produktivitas besar yang udah jadi bagian dari workflow harian gue.

Plan Mode & Workflow Terstruktur

Pemenang: Claude Code (eksklusif)

Claude Code punya Plan Mode yang memungkinkan lo review dan setujui rencana implementasi sebelum eksekusi. Codex CLI gak punya fitur ini sama sekali. Ini berarti:

  • Gak ada preview tentang apa yang akan diimplementasi
  • Gak ada proses persetujuan langkah demi langkah
  • Kontrol lebih sedikit terhadap alur eksekusi

Buat gue yang lebih suka pendekatan terstruktur dan pengen transparansi dalam pengambilan keputusan AI, ini kekurangan besar.

Baca Juga: Kuasai Claude Code: Tools Wajib untuk Produktivitas Maksimal – Temukan tools game-changing untuk maksimalin workflow Claude Code lo.

Alternatif yang Gak Berhasil: Gemini CLI

Sebelum memutuskan perbandingan Codex vs Claude Code, gue sebenernya coba satu alternatif lagi: Gemini CLI. Alasannya sederhana - gue udah langganan ChatGPT Team yang termasuk akses ke berbagai model AI, jadi kenapa gak manfaatin itu?

Pengalaman Trial: Mengecewakan. Interface memang berbasis terminal sesuai preferensi gue, tapi:

  • Kualitas response: Gak masuk akal dan sering meleset dari poin
  • TUI/UX: Jauh dari level Claude Code atau bahkan Codex CLI
  • Pemahaman konteks: Buruk, terutama untuk tugas development yang kompleks
  • Konsistensi: Kualitas output yang gak bisa diprediksi

Setelah 2-3 hari trial, gue putuskan Gemini CLI gak worth investasi waktu. Pendekatan berbasis terminal aja gak cukup kalo kemampuan dasar AI-nya biasa-biasa aja.

Implikasi Dunia Nyata: Pilih Pertempuran Lo

Setelah trial dan perbandingan menyeluruh, ini pandangan jujur gue:

Kapan Pilih Codex CLI:

  • Kecepatan jadi prioritas: Kalo lo mengutamakan waktu response cepat di atas segalanya
  • Proyek sederhana: Proyek yang gak butuh kustomisasi MCP server yang rumit
  • Performa konsisten: Kalo lo lebih suka output yang bisa diprediksi dan andal
  • Keterbatasan resource: Kalo system resources terbatas dan butuh solusi ringan

Kapan Tetap dengan Claude Code:

  • Workflow kompleks: Proyek yang butuh pendekatan terstruktur dengan Plan Mode
  • Custom slash commands: Kalo slash commands udah jadi bagian integral dari workflow
  • Kustomisasi per proyek: Kalo butuh setup MCP server yang berbeda per proyek
  • Development sistematis: Kalo lebih suka transparansi dan kontrol dalam pengambilan keputusan AI

Keputusan: Konteks Itu Penting

Jujur? Gue masih bimbang antara kedua tools ini. Codex CLI bikin gue terkesan dengan perbaikan breakthrough-nya, terutama dalam aspek performa. Tapi Claude Code masih gak ada yang ngalahin dalam fitur-fitur yang krusial buat pendekatan development terstruktur.

Strategi gue saat ini: Pakai keduanya secara strategis:

  • Codex CLI: Untuk sesi debugging cepat, rapid prototyping, dan tugas yang butuh turnaround cepat
  • Claude Code: Untuk implementasi kompleks, keputusan arsitektural, dan workflow development sistematis

Ini bukan solusi ideal karena context switching antar tools, tapi sampai salah satunya atasi keterbatasan utamanya, ini pendekatan paling praktis.

Baca Juga: GitHub Copilot Limit? Claude Code Solusinya! – Pelajari cara transisi dari GitHub Copilot ke Claude Code saat kena usage limits.

Kesimpulan: Evolusi Terminal AI

Terobosan Codex CLI di 2025 ini membuktikan bahwa ekosistem terminal-based AI tools berkembang pesat. Persaingan antara Codex CLI dan Claude Code pada akhirnya menguntungkan kita developer dengan perbaikan berkelanjutan dan inovasi.

Poin-poin kunci:

  1. Jangan terburu-buru menilai tools - Transformasi Codex CLI dari pengalaman aneh ke tool yang mengesankan membuktikan bahwa kesan pertama bisa menipu
  2. Kecepatan itu penting - Perbaikan performa Codex CLI menunjukkan seberapa besar dampak waktu response yang lebih cepat terhadap produktivitas harian
  3. Trade-off fitur vs performa - Pilih berdasarkan kebutuhan workflow spesifik lo
  4. Terminal AI itu viable - Kedua tools membuktikan bantuan AI berbasis terminal adalah alternatif yang sah untuk solusi berbasis IDE

Yang jelas, era bantuan AI yang dimonopoli IDE udah berakhir. Terminal-based tools kayak Codex CLI dan Claude Code menawarkan alternatif menarik buat developer yang lebih suka workflow command-line.

Coba keduanya, eksperimen dengan skenario yang berbeda, dan putuskan berdasarkan kebutuhan spesifik lo. Masa depan development berbantuan AI bukan satu ukuran untuk semua, dan itu hal yang indah.

Back to Blog

Related Posts

View All Posts »